Pages

Jumat, 13 Maret 2015

HARGA DIRI TINGGI

Sebenarnya diagnosa diatas tidak ada dalam klasifikasi tetapi seharusnya diagnosa tersebut ada, tanda dan gejala dari pengidap penyakit harga diri tinggi adalah "MEREMEHKAN kemampuan dan kompetensi orang lain, merasa yang PALING bisa, merasa yang paling BENAR" . Realitanya sebenarnya bisa saja bahwa mereka sangat pandai, berpendidikan, berpengalaman, memiliki wawasan yang luas, memiliki latar belakang keilmuan yang mantap, memiliki posisi dan jabatan yang mencengangkan tetapi memiliki PERILAKU yang memuakkan dan cenderung memalukan.

Harga diri tinggi tidak menerima argumen dan ide orang lain, penderita harga diri tinggi hanya membenarkan ide dan pendapatnya, meskipun ada orang lain yang memberikan masukan menggunakan literatur - literatur yang valid dan reliabel, penderita harga diri tinggi cenderung DENIAL dan hanya menerima ide dan pemikiran sendiri, sehingga ketika dilibatkan dalam sebuah tim maka teman satu tim nya akan dianggap TIDAK BECUS, TIDAK MAMPU, INCOMPETENT dsb.

Harga diri tinggi tidak masuk dalam ranah gangguan jiwa tetapi sering terjadi pada orang - orang yang merasa dirinya normal, jiwa yang sehat adalah jiwa yang self acceptance, jiwa yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan diri sekaligus menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Jika ingin mengecek apakah kita sudah sehat secara jiwa atau belum, evaluasi perilaku yang kita tunjukkan, suka kah orang dengan perilaku kita, relevankah perilaku kita dengan tuntutan tim, relevankah apa yang kita lakukan dan katakan dengan aturan yang dibuat.

Harga diri tinggi bisa menghinggapi siapapun tanpa pandang bulu, kendalikan ego anda, turunkan perasaan merasa hebat anda dan sadarilah bahwa disekitar kita banyak orang - orang yang mungkin lebih hebat dari kita, bisa saja kita terlihat WOW karena belum menemukan pesaing yang sebenarnya, cobalah cari pesaing yang sepadan maka anda akan menemukan bahwa banyak langit diatas langit, perubahan harus dilakukan dari internal bukan eksternal.

Sadarkan setiap orang dengan potensinya termasuk dengan perilaku - perilakunya yang merugikan, lakukan approachment atau pendekatan - pendekatan humanistik sehingga orang akan berubah karena merasa perlu berubah, bukan berubah hanya karena ada kita. Perubahan membutuhkan sebuah proses, proses adalah tahapan. Jika proses dan tahapan tidak dilewati dengan baik maka yang terjadi adalah gesekan dan benturan, jika benturan dan gesekan terjadi dengan sejawat, dengan orang lain maka sudah seharusnya kita melakukan introspeksi, jangan - jangan ada yang salah dengan perilaku kita, jangan - jangan ada yang kurang etis dengan yang sudah kita lakukan, ego perlu dikendalikan oleh ego karena ego menjadi pengendali id, tanpa kontrol superego maka kita akan menjadi manusia egocentris yang beranggapan bahwa "i am the best", melakukan perbuatan terbaik itu harus tetapi merasa sebagai yang paling perfect, yang paling hebat, yang paling sempurna adalah ABSURD.